Petrified Wood | Mengenal Kayu Fossil Sebagai Elemen Dekorasi

Petrified-wood-bali
Lafibule
Petrified wood atau lebih sering disebut sebagai kayu fossil, adalah kayu yang telah berubah bentuk menjadi batu karena mengalami proses perubahan materi organik menjadi mineral. Uniknya, meskipun materi penyusunnya sudah berubah menjadi batu, tapi struktur kayunya tetap ada. Sehingga serat kayu akan tetap terlihat sementara berat jenisnya bertambah.

Pembentukan kayu fossil biasanya terjadi di dataran rendah dengan iklim tropis dan ditutupi oleh hutan lebat. Asal mula terjadinya adalah karena batang dan cabang pohon yang tumbang tertutupi oleh sedimentasi air sungai. Kemudian letusan gunung berapi disekitar wilayah tersebut yang membawa debu vulkanik mengendapkan kandungan silika yang tinggi.

Petrified-wood-Bali
Geocaching
Proses penutupan material kayu oleh berbagai lapisan tersebut menjaganya tidak rusak terurai di dalam tanah. Berada dalam lingkungan yang memiliki kandungan silika tinggi secara terus menerus membuat residu tanaman tersebut berubah menjadi fossil kayu atau petrified wood.

Petrified wood bisa ditemukan di bawah sedimentasi bebatuan dan sedimentasi gunung berapi di seluruh dunia. Oleh karena itulah fossil kayu memiliki warna yang berbeda-beda di setiap area karena jumlah jejak mineral yang terkandung di dalam silika pembentuknya berbeda-beda.




Petrified Wood Sebagai Elemen Interior Desain

Pengolahan kayu fossil memerlukan waktu yang cukup lama. Secara normal dari sejak pemotongan log, proses polishing, dan final coating akan membutuhkan waktu sekitar 3 bulan. Namun proses itu akan membuahkan hasil yang cantik, sehingga banyak desainer interior yang memilih kayu fosil sebagai salah satu elemen untuk memperkuat tema desain mereka. Berbagai kreasi dari kayu fossil dapat dijadikan bentukan seperti coffee table, dining table, stools, dan berbagai macam furniture lainnya.

Petrified-wood-Bali
Indonesia-petrified-wood

Di Indonesia, daerah penghasil petrified wood banyak dijumpai di Jawa, Bali, dan Kalimantan. Sedangkan untuk area pemasarannya lebih banyak berada di kota-kota besar seperti Denpasar dan Jakarta. Hal ini mungkin karena segmentasi pasar yang lebih banyak ditujukan untuk kalangan menengah atas, mengingat hasil produksi kayu fossil yang sudah diproses menjadi perabot interior memiliki nilai prestisius yang tinggi. Pun juga teknologi dan kreatifitas yang dibutuhkan untuk membuatnya membutuhkan investasi yang tidak kecil. Tak heran jika mayoritas hasil pengolahan kayu fosil dari Indonesia banyak yang diolah di luar negeri untuk kemudian dijual lagi dalam bentuk jadi.

Tips Memilih Kayu Fosil Yang Baik Untuk Ruangan

Perlu diketahui bahwa berat jenis kayu fosil tidak sama seperti kayu pada umumnya. Sebuah perabot stools seperti dalam foto diatas ukuran sekitar diameter 40cm dengan tinggi 60cm, mampu mencapai berat sekitar 60kg. Bahkan bisa lebih berat dari batu. Faktor berat jenis inilah yang merupakan satu batasan mengapa jarang desainer menggunakannya untuk dekorasi yang digantung -- ya karena berat sekali. Oleh karena itu, ada beberapa tips yang perlu diketahui jika ingin memilih kayu fosil untuk ruangan kalian, antara lain:

  • Tentukan ruangan yang sesuai dengan penggunaan kayu fosil. Ruangan yang cocok untuk digunakan biasanya adalah ruang makan, ruang tamu, dan ruang baca. Hindari menempatkan perabot kayu fosil di ruangan yang memiliki fleksibilitas ruang tinggi seperti ruang keluarga dan ruang tidur karena kalian tidak mau repot berkali-kali menggeser benda berat tersebut. 
  • Kenali berbagai type finishing kayu fosil. Ada yang full polished yaitu semua bagian permukaan kayu fosil tersebut licin karena dipoles. Ada yang top polished, atau hanya bagian atasnya saja yang dipoles. Ada yang unpolished, atau tidak dipoles hanya mengandalkan tekstur dan serat natural dari kayu fosil tersebut. 
  • Temukan padu padan yang sesuai dengan kayu fosil. Tidak selalu kayu fosil untuk meja makan akan cocok dengan kursi yang nanti kita gabungkan, dan tidak selalu kayu fosil untuk kursi santai bisa serasi dengan meja yang kita pasangkan. Akan tetapi, pilihkan satu padanan yang unik sehingga dia bisa berdiri sendiri dan menjadi fokal point dalam ruangan. 
  • Kerjakan riset penjual dulu sebelum membeli. Cobalah mencari informasi harga jual barang yang serupa dari berbagai sumber atau toko. Kayu fosil bukanlah barang mass production yang dijual dengan harga yang sama di semua tempat. Tapi membandingkan harga di tempat lain dengan bentuk yang serupa akan menjadi standard kalian agar tidak over priced.
Petrified-wood-Bali
Lafibule
Petrified-wood-Bali
Sumber

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "Petrified Wood | Mengenal Kayu Fossil Sebagai Elemen Dekorasi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel