Perumahan Di Atas Gedung - Solusi Keterbatasan Tanah?
Tinggal di kota besar adalah salah satu pilihan yang memang harus dijalani bagi sebagian orang. Alasan paling besar mungkin adalah karena faktor bisnis. Jarak antara lokasi pekerjaan dan rumah yang dekat menjadi nilai lebih ketimbang berada di pemukiman pinggiran kota atau bahkan di area rural (desa).
Gedung-gedung tinggi sudah menjadi pemandangan biasa di kota-kota pusat ekonomi dan bisnis. Dan konsep hunian pribadi pun berevolusi dengan berbagai macam gaya. Taruhlah seperti apartemen, rumah susun, hingga kondotel, adalah produk dari perkembangan kebutuhan dan gaya hidup perkotaan.
Kondisi tersebut bagi seorang investor property bisa jadi merupakan sebuah peluang. Atap gedung yang tadinya tidak berdaya jual bisa dirubah menjadi komoditi yang bernilai dengan cara membangun hunian pribadi di atasnya layaknya rumah tinggal. Maka maraklah akhir-akhir ini dengan adanya konsep perumahan di atas gedung, apakah itu sebuah solusi atas keterbatasan tanah di kota besar?.
Perumahan Di Atas Gedung Dalam Tinjauan Teknis
Membuat rumah tinggal di atas bangunan tinggi itu hal yang sah-sah saja. Kendati demikian jika dilihat dari sudut pandang teknis ada beberapa point yang mungkin bisa Anda pertimbangkan apabila ingin memutuskan berinvestasi di dalamnya, yakni:
Namun satu permasalahan umum yang dimiliki oleh masyarakat perkotaan adalah sempitnya lahan tinggal akibat pertumbuhan ekonomi yang lebih besar daripada di desa. Adanya keterbatasan ruang tersebut membuat pembangunan hunian cenderung ke arah vertikal daripada horisontal.
Gedung-gedung tinggi sudah menjadi pemandangan biasa di kota-kota pusat ekonomi dan bisnis. Dan konsep hunian pribadi pun berevolusi dengan berbagai macam gaya. Taruhlah seperti apartemen, rumah susun, hingga kondotel, adalah produk dari perkembangan kebutuhan dan gaya hidup perkotaan.
Kondisi tersebut bagi seorang investor property bisa jadi merupakan sebuah peluang. Atap gedung yang tadinya tidak berdaya jual bisa dirubah menjadi komoditi yang bernilai dengan cara membangun hunian pribadi di atasnya layaknya rumah tinggal. Maka maraklah akhir-akhir ini dengan adanya konsep perumahan di atas gedung, apakah itu sebuah solusi atas keterbatasan tanah di kota besar?.
Perumahan Di Atas Gedung Dalam Tinjauan Teknis
Membuat rumah tinggal di atas bangunan tinggi itu hal yang sah-sah saja. Kendati demikian jika dilihat dari sudut pandang teknis ada beberapa point yang mungkin bisa Anda pertimbangkan apabila ingin memutuskan berinvestasi di dalamnya, yakni:
1. Standard Keamanan dan Sistem Operasi Bangunan
Sebagai unit hunian yang berdiri di atas gedung bertingkat tinggi (high rise building). Standard keamanannya tentu berbeda dengan rumah tapak yang berdiri di atas lahan tanah terbuka. Hal pertama yang bisa Anda tanyakan adalah dengan memulainya dari segi struktur bangunannya, tanyakan hal-hal yang akan membuat Anda merasa aman dengan struktur bangunan gedung tersebut.
Sebuah bangunan komersial yang beroperasi akan memiliki SLF atau Sertikat Laik Fungsi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah setempat dengan standard yang sudah ditetapkan menurut peraturan yang berlaku. Bila hal itu tidak ada masalah Anda bisa lanjutkan ke point kedua.
Tanyakan mengenai sistem HVAC dari unit hunian tersebut. HVAC adalah Heating, Ventilation, and Air Conditioning sistem. Istilah umum engineering yang mengatur sistem penghawaan bangunan. Pastikan apakah sistem dari unit hunian terintegrasi dengan bangunan ataukah terpisah. Menurut pendapat saya bila fungsi antar bangunannya tidak sama lebih baik terpisah agar supaya tidak saling mempengaruhi dari segi operasional dan maintenance.
Yang Ketiga coba cari tahu mengenai sistem MEP (Mechanical, Electrical, and Plumbing) dari unit hunian tersebut. Hal paling mudah adalah dengan menanyakan sistem drainase, bagaimana limbah dari rumah tangga dibuang, bagaimana supply air bersihnya, dan darimana sumber daya listriknya.
Jika semua hal diatas Anda sudah yakin, Anda bisa beralih ke pertanyaan non teknisnya.
2. Kondisi Sosial
Tinggal di perumahan di atas gedung mungkin rasanya sama saja dengan tinggal di perumahan-perumahan cluster lainnya. Tidak ada perbedaan besar dengan masalah sosial antar kepala rumah tangga yang hidup di dalamnya. Satu hal yang berbeda adalah akses ke lokasi rumah Anda.
Yang pertama perlu Anda pahami adalah lokasi hunian Anda termasuk eksklusif. Sebab dia berbeda dari perumahan pada umumnya, apa saja yang bisa membuatnya berbeda?. Maka coba cari tahu kepada pihak pengembang mengenai "aturan main" bagaimana akses penghuni untuk keluar masuk area perumahan. Apakah kendaraan bisa menjangkau hingga ke rumah?, apakah ada parkir bersama?, dan sebagainya.
Sebenarnya konsep yang mirp dengan ini pun sudah ada di berbagai tempat di dunia. Cuma masalahnya adalah kebiasaan masing-masing tempat berbeda-beda. Lain ladang lain belalang lain lubuk lain ikannya. Coba buatlah daftar hal-hal yang sekiranya masih bisa Anda terima dan hal yang tidak bisa Anda terima dari kebiasaan hidup Anda.
Jika hal tersebut tidak menjadi masalah maka saya kira semua kembali kepada Anda untuk memutuskannya. Hal ini penting karena sebagian pengelola sangat ketat menjaga komplek perumahannya hingga bahkan mungkin abang GoFood-pun tidak diperbolehkan masuk.
Beberapa ilustrasi dibawah ini adalah contoh dari rumah di atas gedung yang ada di kota besar seperti China, Australia, dan New York. Tetap ikuti terus tulisan menarik lainnya di arsupala.
Belum ada Komentar untuk "Perumahan Di Atas Gedung - Solusi Keterbatasan Tanah?"
Posting Komentar